Sabtu, 26 Mei 2018

Posted by Unknown |

Menurut Rohmadi (2012 :41) Afiksasi  ialah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata baru.
Afiks ialah suatu bentuk linguistic yang keberadaannya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk-bentuk lain sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi. Bentuk-bentuk yng dilekatinya bisa terdiri atas pokok kata, kata dasar, atau  bentuk komples.
Ciri-ciri Afiks
a.       Afiks merupakan unsure langsung
Afiks merupakan unsure pembentuk kata-kata baru di samping unsure lainnya.
b.      Afiks merupakan bentuk terikat
Sebagai unsur langsung pembentukan kata-kata baru afikd merupajan imbuhan dan bukan bentuk bebas. Sebagai morfem afiks termasuk morfem terikat.
Ber-
Me-
Pe-
Ter-
Contoh diatas adalah bentuk yang tidak mempunyai apa-apa sebelumnya mengikatkan diri pada bentuk lain.
c.       Afiks mampu melekat pada berbagai bentuk.
Afiks harus melekat pada berbagai bentuk, tidak pada satu bentuk tertentu saja.
Contoh: Afiks –an mampu melekat pada berbagai bentuk kata.
d.      Afiks tidak mempunyai makna leksis
Contoh:
apakah makna ber-?
apakah makna ter-?
Kita tidak dapat menjawab pertanyaan di atas. Hal ini berbeda dengan pertanyaan di bawah ini.
Apakah makna ber- pada kata berbaju
Apakah makna ter- pada kata tertinggal
Kedua kelompok benutk pertanyaan di atas membuktikan bahwa afik (ber- dan ter-) tidak mempunyai makna leksis sebelum melekat pada unsur lain.
e.       Afiks mampu mendukung fungsi gramatik.
f.       Kedudukan afiks tidak sama dengan preposisi.
Dalam bentuk tertentu beberapa afiks sering dikacaukan dengan preposisi yang kebetulan bentuknya sama.
g.      Kedudukan afiks tidak sama dengan klitik.
Perhatikan perbandingan-perbandingan antara afiks dan bentuk klitik dibawah ini.
Rumahku =rumah-ku bukan afiks
Rumahnya = rumahnya bentuk klitik
Rumahmu =rumah-mu bentuk klitik
Bentuk klitik, seperti ku, mu, nya, secara gramatik mrmpunyai sifat bebas atau tidak terikat dan mangandung makna leksis, yaitu sebagai posesif.
Rumahku         : rumah milikku
Rumahmu        : rumah milikmu
Rumahnya       : rumah miliknya

Macam-macam Afiks.
a.       Prefiks
Prefiks ialah imbuhan yang melekat di depan bentuk dasar. Prefiks juga disebut imbuhan awal atau lebh lazim disbut awalan
Macam-macam prefiks : me-, di-, ber-, ter-, per-, se-, pe-, ke-, para-, pra-.

b.      Infiks
Ialah imbuhan yang melekat di tengah bentuk dasar, kata melekatnya menyisip di tengah kata dasar maka disebut imbuhan sisipan
Macam-macan infiks : -el, -em-, dan –er-.
c.       Sufiks
Sufiks ialah imbuhan yang melekat di belakang bentuk dasar. Sufiks juga disebut imbuhan akiran.
Macam-macam sufiks : -I, -an, -kan, -nya, -wan, -wati, -man, -is dll.

d.      Konfiks 
Konfiks ialah imbuhan gabungan antara prefiks dan sufiks. Kedua macam afiks tersebut melekat secara bersama-sama paa bentuk dasar pada bagian depan dan belakang.




PEMBAHASAN
1.      Dicopy.
Dicopy termasuk dalam prefiks
Copy  (n)           salinan  (n)
Di –copy           di + copy (n)
Kata copy bergabung dengan afiks di-  tidak mengalami perpindahan ketegori , yaitu  berkategori nomina

2.      Copyan
Copyan termasuk dalam sufiks
Copy  (n)           Salinan (n)
Copy –an           Copy + an
Kata copy bergabung dengan afiks –an  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori nomina

3.      Meng-copy
Meng-copy termasuk dalam prefiks
Copy  (n)           Salinan (n)
meng- Copy          meng + Copy
Kata copy bergabung dengan afiks –an mengalami perpindahan ketegori yaitu kategori nomina menjadi kategori verba.
 

4.      Ngeprint
Ngeprint termasuk dalam prefiks
Print (v)         Cetak (v)
Nge- print (v)       Nge + print
Kata  Print  bergabung dengan afiks –nge  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba


5.       
Di print termasuk dalam prefiks
Print (v)         Cetak (v)
di- print (v)        di + print
Kata  Print  bergabung dengan afiks –di  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.
6.      Men-scan
Men-scan termasuk dalam prefiks
scan (n)          pengamatan (n)
men- scan (n)         me(N)- + scan (n)         men- scan (v)
Kata  Scan  bergabung dengan afiks   mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori nomina menjadi verba.
7.      Di scan
Di scan termasuk dalam prefiks
scan (n)         pengamatan (n)
di-  scan (v)         di + scan
Kata  Scan  bergabung dengan afiks –di  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba

8.      Scan-an
Scan-an termasuk dalam sufiks
scan (n)         pengamatan (n)
scan-an (v)         scan + an
Kata Scan  bergabung dengan afiks –an  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba

9.      Kedetach
Kedetach termasuk dalam prefiks
detach (v)          Terlihat (v)
ke- detach (v)         ke + detach
Kata  Detach  bergabung dengan afiks –ke  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.

10.  Dirental
Dirental termasuk dalam prefiks
 Rental (n)          Persewaan (n)
 di- rental (n)         di + rental
Kata  Rental  bergabung dengan afiks –di tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori nomina.

11.  Dijilid
Dirental termasuk dalam prefiks
Jilid (n)         Jahitan buku (n)
 di -jilid (v)         di + jilid
Kata  Jilid  bergabung dengan afiks –di tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.

12.  Ngejilid
Ngejilid termasuk dalam prefiks
Jilid (v)           Jahitan buku (v)
 Nge- jilid (v)         nge + jilid
Kata  Jilid  bergabung dengan afiks -nge tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.

13.  Ngepres
Ngepres termasuk dalam prefiks
Press (v)         Menekan  (v)
 Nge- press (v)         nge + press
Kata  Pres bergabung dengan afiks -nge tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.
14.  Rentalan
Rentalan termasuk dalam sufiks.
Rental (v)                   Persewaan (v)
rentalan (v)                 Rental+an
Kata rental bergabung dengan afiks –an  tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.

Dalam Bahasa Jawa juga dikenal mengenai morfofonemik, di dalam Bahasa Jawa, menurut Poedjosoedarmo dkk (1979:186), yang dimaksud perubahan morfofonemik ialah perubahan bentuk fonemis sebuah morfem yang disebabkan oleh fonem yang ada di sekitarnya atau oleh syarat-syarat sintaksis atau syarat-syarat lainnya.  Morfofonemik dalam abhasa Jawa anatara lain.
{N-} {-an} {-um-}
{di-} {-i}{-el}
{ka-} {-ake}{-er}
{ke-} {-ono}
{sa-}{-o}
{pa-}{-no}
{pi-}{-e}
{pra} {-en}
{pan-}{-in}


Dalam bahasa juga dikenal akhiran {-an}, dipakai baik, jika kata dasar yang mewngikutinya berakhir dengan kosonan, maupun kata dasar
berakhir dengan vokal seperti.
jangan ‘sayur’+an –jangan ‘sayuran’
bentuk {di-} ini bhiasanya tidak mengalami perubahan bentuk bila dikiukti baik oleh vokla maupun kosonan. menurut (poedjosoedarmo dkk, 1979:189),
lalu afikssai dalam abhasa jawa ng dapat diartika meng dalam bahasa indonesia mempunyai makna.

0 komentar:

Posting Komentar