Menurut
Rohmadi (2012 :41) Afiksasi ialah proses
pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk
kompleks untuk membentuk kata baru.
Afiks
ialah suatu bentuk linguistic yang keberadaannya hanya untuk melekatkan diri
pada bentuk-bentuk lain sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap
bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi. Bentuk-bentuk yng dilekatinya bisa terdiri
atas pokok kata, kata dasar, atau bentuk
komples.
Ciri-ciri
Afiks
a. Afiks
merupakan unsure langsung
Afiks
merupakan unsure pembentuk kata-kata baru di samping unsure lainnya.
b. Afiks
merupakan bentuk terikat
Sebagai
unsur langsung pembentukan kata-kata baru afikd merupajan imbuhan dan bukan
bentuk bebas. Sebagai morfem afiks termasuk morfem terikat.
Ber-
Me-
Pe-
Ter-
Contoh
diatas adalah bentuk yang tidak mempunyai apa-apa sebelumnya mengikatkan diri
pada bentuk lain.
c. Afiks
mampu melekat pada berbagai bentuk.
Afiks
harus melekat pada berbagai bentuk, tidak pada satu bentuk tertentu saja.
Contoh:
Afiks –an mampu melekat pada berbagai
bentuk kata.
d. Afiks
tidak mempunyai makna leksis
Contoh:
apakah
makna ber-?
apakah
makna ter-?
Kita
tidak dapat menjawab pertanyaan di atas. Hal ini berbeda dengan pertanyaan di
bawah ini.
Apakah
makna ber- pada kata berbaju
Apakah
makna ter- pada kata tertinggal
Kedua
kelompok benutk pertanyaan di atas membuktikan bahwa afik (ber- dan ter-) tidak
mempunyai makna leksis sebelum melekat pada unsur lain.
e. Afiks
mampu mendukung fungsi gramatik.
f. Kedudukan
afiks tidak sama dengan preposisi.
Dalam
bentuk tertentu beberapa afiks sering dikacaukan dengan preposisi yang
kebetulan bentuknya sama.
g. Kedudukan
afiks tidak sama dengan klitik.
Perhatikan
perbandingan-perbandingan antara afiks dan
bentuk klitik dibawah ini.
Rumahku =rumah-ku bukan
afiks
Rumahnya = rumahnya bentuk
klitik
Rumahmu =rumah-mu
bentuk klitik
Bentuk
klitik, seperti ku, mu, nya, secara
gramatik mrmpunyai sifat bebas atau tidak terikat dan mangandung makna leksis,
yaitu sebagai posesif.
Rumahku :
rumah milikku
Rumahmu :
rumah milikmu
Rumahnya :
rumah miliknya
Macam-macam
Afiks.
a. Prefiks
Prefiks
ialah imbuhan yang melekat di depan bentuk dasar. Prefiks juga disebut imbuhan
awal atau lebh lazim disbut awalan
Macam-macam
prefiks : me-, di-, ber-, ter-, per-,
se-, pe-, ke-, para-, pra-.
b. Infiks
Ialah
imbuhan yang melekat di tengah bentuk dasar, kata melekatnya menyisip di tengah
kata dasar maka disebut imbuhan sisipan
Macam-macan
infiks : -el, -em-, dan –er-.
c. Sufiks
Sufiks
ialah imbuhan yang melekat di belakang bentuk dasar. Sufiks juga disebut
imbuhan akiran.
Macam-macam
sufiks : -I, -an, -kan, -nya, -wan,
-wati, -man, -is dll.
d. Konfiks
Konfiks
ialah imbuhan gabungan antara prefiks dan sufiks. Kedua macam afiks tersebut
melekat secara bersama-sama paa bentuk dasar pada bagian depan dan belakang.
PEMBAHASAN
1. Dicopy.
Dicopy termasuk dalam
prefiks
Copy (n)
salinan (n)
Di
–copy di + copy (n)
Kata copy bergabung dengan afiks di- tidak
mengalami perpindahan ketegori , yaitu berkategori
nomina
2. Copyan
Copyan termasuk dalam
sufiks
Copy (n)
Salinan (n)
Copy –an Copy + an
Kata copy bergabung dengan afiks –an tidak
mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori nomina
3. Meng-copy
Meng-copy termasuk
dalam prefiks
Copy (n)
Salinan (n)
meng- Copy meng + Copy
Kata copy bergabung dengan afiks –an mengalami perpindahan ketegori yaitu
kategori nomina menjadi kategori verba.
4. Ngeprint
Ngeprint termasuk dalam
prefiks
Print (v) Cetak (v)
Nge-
print (v) Nge + print
Kata Print bergabung dengan afiks –nge tidak mengalami
perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba
5.
Di print termasuk dalam
prefiks
Print (v) Cetak (v)
di-
print (v) di + print
Kata Print bergabung dengan afiks –di tidak mengalami
perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.
6. Men-scan
Men-scan termasuk dalam prefiks
scan (n) pengamatan (n)
men-
scan
(n) me(N)- + scan (n) men- scan (v)
Kata Scan bergabung dengan afiks mengalami perpindahan
ketegori yaitu tetap berkategori nomina menjadi verba.
7. Di
scan
Di scan termasuk dalam
prefiks
scan (n) pengamatan (n)
di-
scan (v)
di + scan
Kata Scan bergabung dengan afiks –di tidak mengalami perpindahan
ketegori yaitu tetap berkategori verba
8. Scan-an
Scan-an termasuk dalam
sufiks
scan (n) pengamatan (n)
scan-an (v) scan + an
Kata Scan
bergabung dengan afiks –an tidak mengalami perpindahan ketegori
yaitu tetap berkategori verba
9. Kedetach
Kedetach termasuk dalam
prefiks
detach (v) Terlihat (v)
ke-
detach
(v) ke + detach
Kata Detach bergabung dengan afiks –ke tidak mengalami
perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.
10. Dirental
Dirental termasuk dalam
prefiks
Rental (n) Persewaan (n)
di- rental
(n) di + rental
Kata Rental bergabung dengan afiks –di tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori nomina.
11. Dijilid
Dirental termasuk dalam
prefiks
Jilid (n)
Jahitan buku (n)
di -jilid
(v) di + jilid
Kata Jilid bergabung dengan afiks –di tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori
verba.
12. Ngejilid
Ngejilid termasuk dalam
prefiks
Jilid (v) Jahitan buku (v)
Nge- jilid (v) nge +
jilid
Kata Jilid bergabung dengan afiks -nge tidak mengalami perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori
verba.
13. Ngepres
Ngepres termasuk dalam
prefiks
Press (v) Menekan
(v)
Nge- press (v) nge +
press
Kata Pres bergabung
dengan afiks -nge tidak mengalami
perpindahan ketegori yaitu tetap berkategori verba.
14. Rentalan
Rentalan
termasuk dalam sufiks.
Rental
(v) Persewaan (v)
rentalan
(v) Rental+an
Kata rental
bergabung dengan afiks –an tidak mengalami perpindahan ketegori
yaitu tetap berkategori verba.
Dalam
Bahasa Jawa juga dikenal mengenai morfofonemik, di dalam Bahasa Jawa, menurut Poedjosoedarmo
dkk (1979:186), yang dimaksud perubahan morfofonemik ialah perubahan bentuk
fonemis sebuah morfem yang disebabkan oleh fonem yang ada di sekitarnya atau
oleh syarat-syarat sintaksis atau syarat-syarat lainnya. Morfofonemik dalam abhasa Jawa anatara lain.
{N-}
{-an} {-um-}
{di-}
{-i}{-el}
{ka-}
{-ake}{-er}
{ke-}
{-ono}
{sa-}{-o}
{pa-}{-no}
{pi-}{-e}
{pra}
{-en}
{pan-}{-in}
Dalam bahasa juga dikenal akhiran {-an}, dipakai baik,
jika kata dasar yang mewngikutinya berakhir dengan kosonan, maupun kata dasar
berakhir dengan vokal seperti.
jangan ‘sayur’+an –jangan ‘sayuran’
bentuk {di-} ini bhiasanya tidak mengalami perubahan
bentuk bila dikiukti baik oleh vokla maupun kosonan. menurut (poedjosoedarmo
dkk, 1979:189),
lalu afikssai dalam abhasa jawa ng dapat diartika meng
dalam bahasa indonesia mempunyai makna.
0 komentar:
Posting Komentar